Ujian dalam ber Rumah Tangga

Sebelumnya thanks yah buat teman-teman yang udah ngucapin selamat ultah buat Raushan mudah-mudahan doa teman-teman menjadi penyemangat buat Raja kecil ku.....

Hari ini sebenarnya ngak niat nge Post...niatnya BW and baca gosip-gosip artis Indonesia aja ....tapi ternyata kok aku jadi pengen nulis yah...gara-garanya karena terpaku melihat berita akan bercerainya Helmy Yahya si raja Kuis....juga Ulfa yang cerai untuk ke 3 kali nya udah di usahakan rujuk tetap keukeuh pengen bercerai....

Helmy Yahya bercerai setelah 20 tahun usia perkawinannya..kalo Ulfa mah baru 3 tahun tapi itu suami ke 3.
Aku kok semakin miris yah..apakah begitu sulit yah mempertahan RT itu...apa karena mereka selebriti sehingga juga begitu sulit bagi mereka untuk bertahan dan begitu banyaknya godaan pada mereka.

Perceraian itu memang dihalalkan tapi dibenci Allah...itu yang pernah aku baca dalam sebuah hadist. Ketika akan bercerai biasanya alasan nya pasti tidak seprinsip lagi. Sebenarnya apa yang disebut seprinsip?? Menurut ku tidak mungkin ada orang yang punya prinsip sama seumur perkawinannya tapi yang ada saling memahami dan saling memaafkan.

Aku yakin untuk melayari Rumah Tangga kita harus siap akan badai yang menerpa tapi apakah kita harus berpantang mundur..?? Secara teori mungkin terkesan mudah..tapi bagi yang mengalaminya pasti akan sangat sulit. Tapi itu yang harus dijalani.

Dalam perkawinan kita tidak boleh berhenti belajar...dan menyerah dan juga harus diingat bahwa istri itu hebat sekali jadi jangan pernah putus asa.

Banyak hal yang akan kita rasakan ketika kita menjadi istri, mungkin ada yang merasa paling malang di dunia atau paling menderita, paling sengsara, paling sedih atau paling kecewa dan lain-lain padahal hal itu semua justru akan membuat kita ingin menyerah. Tetapi yang perlu kita tanamkan adalah bagaimana menjadi istri yang ikhlas...dan melihat kemana kita akan membawa RT kita dan selalu ingin belajar dalam RT.

Yang utama adalah..mengurangi keegoisan kita di dalam RT...yang paling baik dari sudut pandangan kita belum tentu baik bagi pasangan kita. Untuk itu...mengalah bukan berarti kalah sangat tepat kita terapkan dalam RT. Terkadang dengan mengalah kita akan menemukan jalan keluar yang nantinya akan menguntungkan kita juga.

Selanjutnya adalah bagaimana masa depan anak-anak kita setelah bercerai. Memang setelah bercerai tidak ada mantan ayah atau pun mantan ibu...tapi yang pasti emosi anak-anak pasti akan mempengaruhi perkembangan mentalnya. Untuk itu tetap berpegang pada koridor ingin menyelemati masa depan anak mungkin solusi terbaik bagi RT yang diterpa badai.

Sulit memang..tapi kalo kita ingin kembali pada prinsip awal kita menikah Insya Allah semua nya akan mudah.

Mari kita saling mengingatkan untuk keutuhan RT kita dan mencari Ridha di jalan Allah SWT
Surga istri dibawah telapak kaki suami...

Semoga kita akan mendapat surga itu.